Facebook Pages

Popular Posts

Daftar Hotel dan Tempat Penginapan d Pekanbaru

Hotel Megara,
Jl. Jend. Ahmad Yani no. 161-163 Pekanbaru, T. (0761) 32723-34000, F. (0761) -, Room 38

Hotel Holie,
Jl. T. Tambusai/ Nangka no. 116 A B Pekanbaru,
T. (0761) 25169, F. (0761) -, Room 33

Penginapan Linda,
Jl. T. Tambusai/ Nangka no. 133-135 Pekanbaru,
T. (0761) 24804, F. (0761) 22375, Room 58

Wisma 63,
Jl. Riau Ujung (Samping Sekawan Service)
Tampan  Pekanbaru,
T. (0761) 861660-861661-861662-861667,
F. (0761) 861663, Room 57

Hotel Flora Home Stay,
Jl. Kapling I no. 7 Pekanbaru,
T. (0761) 26640-28640-32020, F. (0761) -, Room 52      

Hotel Tampan,
Jl. Riau/Kulim no. 2 A Pekanbaru,
T. (0761) 29747-24760, F. (0761) -, Room 52

Hotel Pelangi,
Jl. Gatot Subroto  no. 39 D Pekanbaru,
T. (0761) 854899-23513,
F. (0761) 23513, Room 49

Wisma Gemini,
Jl. Taskurun no. 44 Pekanbaru,
T. (0761) 32916-853565, F. (0761) -, Room 44

Hotel Anom,
Jl. Jend. Gatot Subroto no. 1 - 3 Pekanbaru,
T. (0761) 36083-36188, F. (0761) -, Room 40

Hotel Tun Tedja,
Jl. Riau I no. 34 Pekanbaru,
T. (0761) 35551-35549, F. (0761) -, Room 40

Jaya Mulia Hotel,
Jl. Riau no. 168 E Pekanbaru,
T. (0761) 848491-35126,
F. (0761) 23139, Room 40

Sorea Hotel,
Jl. Taskurun no. 100 Pekanbaru,
T. (0761) 43239, F. (0761) -, Room 40

Mahkota Hotel,
Jl. Ir. Juanda no. 108 Pekanbaru,
T. (0761) 855552-855550-29407, F. (0761) -, Room 40

Hotel Sinda,
Jl. Pepaya no. 73 Pekanbaru,
T. (0761) 23719, F. (0761) -, Room 40

Hotel Delta,
Jl. Sisingamangaraja no. 23 Pekanbaru,
T. (0761) 859999-859988,
F. (0761) 859988, Room 37

Hotel Widya,
Jl. Kampar Lama no. 49 Pekanbaru,
T. (0761) 21880, F. (0761) -, Room 37

Rina Hotel,
Jl. M. Yatim no. 1 A Pekanbaru,
T. (0761) 23707, F. (0761) -, Room 42

Hotel Sogho,
Jl. Soekarno-Hatta no. 11 F-G-H Pekanbaru,
T. (0761) 7865015-7075075-7076980,
F. (0761) 7865014, Room 34

Hotel City,
Jl. Dr. Sam Ratulangi no. 28 - 30 Pekanbaru,
T. (0761) 24203,
F. (0761) 32961, Room 30

Hotel Aloha,
Jl. Riau Ujung no.   Pekanbaru,
T. (0761) -, F. (0761) -, Room 40

Hotel Bintang Mas,
Jl. Sutomo no. 90 Pekanbaru,
T. (0761) 29777-858822, F. (0761) -, Room 31

Hotel Emma Graha,
Jl. Sukarno-Hatta no. 679 Arengka Pekanbaru,
T. (0761) 566628, F. (0761) -, Room 30

Hotel Holiday,
Jl. Tj. Datuk (Komp. Pertokoan Mahkota Blok G No. 8) Pekanbaru,
T. (0761) 858946-47-48-49-50,
F. (0761) 858947, Room 30

Hotel Bunda,
Jl. Prof. M. Yamin SH no. 104 Pekanbaru,
T. (0761) 21728, F. (0761) -, Room 30

Hotel Senapelan,
Jl. Prof. M. Yamin, SH no. 114/12 A Pekanbaru,
T. (0761) 21135-21138-21149,
F. (0761) -, Room 28

Hotel Angkasa,
Jl. Dr. Setia Budi no. 89 Pekanbaru,
T. (0761) 34094-22178, F. (0761) 34095,
Room 27

Hotel Permata,
Jl. Tanjung Datuk no. 39 Pekanbaru,
T. (0761) 37301, Room 25

Hotel Bidadari,
Jl. Jend. Gatot Subroto no. 2 Pekanbaru,
T. (0761) 853180-82-83-84-85,
F. (0761) 853186, Room 25

Hotel Oase,
Jl. Jend. Sudiman no. 255 E F (Simp. Jl. KH. Wahid Hasyim) Pekanbaru,
T. (0761) 22025-34666,
F. (0761) 37007-862393, Room 24

Hotel Ricky Indah,
Jl. Arengka no.   Pekanbaru,
T. (0761) 22314, F. (0761) -, Room 20

Intan Hotel,
Jl. T. Tambusai Blok F-6, Komp. CNN
(Dekat Berlian Karaoke) Pekanbaru,
T. (0761) 7047289-572317,
F. (0761) 572317, Room 19,

Hotel Lido,
Jl. T. Tambusai no. 124 A B  Pekanbaru,
T. (0761) 21288, F. (0761) -, Room 19

Hotel Hang Jebat,
Jl. Hang Jebat no. 18 A  Pekanbaru,
T. (0761) 31002-22431-22882,
F. (0761) -, Room 18

Hotel Damon (Kendedes),
Jl. Hang Tuah no. 46 A  Pekanbaru,
T. (0761) 22795, F. (0761) -, Room 16

Nilam Sari Hotel,
Jl. Dr. Sutomo no. 110 Pekanbaru,
T. (0761) 885209, F. (0761) 23225, Room 16

Hotel Mini,
Jl. Tengku Umar no. 21 B C  Pekanbaru,
T. (0761) 26263-27860, F. (0761) -, Room 15

Siak Hotel,
Jl. Tj. Batu no. 111 Pekanbaru,
T. (0761) 32610, F. (0761) -, Room 15

Hotel Nan King,
Jl. Raya Kulim no.   Pekanbaru,
T. (0761) 22281, F. (0761) -, Room 10

Wisma Melati,
Jl. Kota Baru no. 43 B, C, D
Pasar Bawah Pekanbaru,
T. (0761) 886574, F. (0761) -, Room 54

Wisma Sumber Mas Raya, 
Jl. Tanjung Datuk no. 241 Pekanbaru,
T. (0761) 47246, F. (0761) -, Room 34

Wisma 45,
Jl. Imam Munadar (Harapan Raya)  no. 36  Pekanbaru,
T. (0761) 858472-73-74,
F. (0761) 858471, Room 32

Wisma Taskurun,
Jl. Taskurun no. 37 Pekanbaru,
T. (0761) 23555, F. (0761) -, Room 32 

Wisma 81,
Jl. Jend. Sudiman (Depan Makam Pahlawan)
no. 420 Pekanbaru,
T. (0761) 858429-858895-858896-858897-858898,
F. (0761) 858897, Room 30

Wisma Bina Lestari 
Jl. Prof. M. Yamin, SH no. 59-61 Pekanbaru,
T. (0761) 26924, F. (0761) -, Room 30

Wisma Yani,
Jl. Pepaya no. 17 Pekanbaru,
T. (0761) 23647-36283, F. (0761) -, Room 28

Hotel Akasia
Jl. Jend. Sudirman No. 419 B. Pekanbaru,
T. (0761) 862872, Room 27

Wisma Sumber Mas Raya,
Jl. H.R.Soebrantas (Samping Swalayan 999) Panam Pekanbaru,
T. (0761) 7049981-7759381, F. (0761) 7049981, Room 35

Penginapan Selasih Seluguri,
Terminal Penumpang Bandar Raya
Payung Sekaki (AKAP)
Jl. T. Tambusai (Nangka Ujung) Pekanbaru,
T/Fax. (0761) 7709898, Room 26

Wisma Muara Takus,
Jl. Cempedak no. 17 Pekanbaru,
T. (0761) 21045, F. (0761) -, Room 25

Wisma Indah,
Jl. KH. Samanhudi no. 9 Pekanbaru,
T. (0761) 33953, F. (0761) -, Room 24

Penginapan Wisma Amanda
JI. Gulama No, 18-19 C (Komp. Mella) Pekanbaru,
T. (0761) 572093-572091,
F. (0761) -, Room 24,

Wisma Sri Amarwangsa,
Jl. Sultan Syarif Kasim no. 152 Pekanbaru,
T. (0761) -, F. (0761) -, Room 20

Wisma Unedo,
Jl. Cempedak no. 1 Pekanbaru,
T. (0761) 23396, F. (0761) -, Room 17

Wisma Dahlia
Jl. Dahlia No. 137 Pekanbaru,
T. (0761) 859996, Room 16

Wisma Dwi Darma
Jl. Nenas No. 90 A Pekanbaru,
T. (0761) 27275, Room 16

Wisma Hang Tuah,
Jl. Hang Tuah no. 100 Pekanbaru,
T. (0761) -, F. (0761) -, Room 15

Wisma Cempaka,
Jl. Cempaka no. 98 Pekanbaru,
T. (0761) 22314, F. (0761) -, Room 15

Hotel Bintan,
Jl. Tangkuban Perahu no. 12 Pekanbaru,
T. (0761) 854780-22930, F. (0761) -, Room 15

Wisma Tirta Kencana,
Jl. Tirta Sari/ Kaharudin Nasution no.163 Pekanbaru,
T. (0761) 674702, F. (0761) -, Room 14

Penginapan Satria,
Jl. Teuku Cik Ditiro no. 99 Pekanbaru,
T. (0761) 33371, F. (0761) -, Room 14

Pondok Wisata Bandar Lugina,
Jl. Sisingamangaraja no. 175 Pekanbaru,
T. (0761) 22487-24258, F. (0761) -, Room 12

Wisma Mella,
Jl. Paus no.4 Pekanbaru,
T. (0761) 42505, F. (0761) -, Room 12

Hotel Afri,
Jl. Dr. Setia Budi no. 5 Pekanbaru,
T. (0761) 33190-33134-31613,
F. (0761) -, Room 15

Afrida Hotel,
Jl. Hos. Cokroaminoto/Gambir no. 30 Pekanbaru,
T. (0761) 27522, F. (0761) 849409, Room 6

Wisma Dwi Dharma,
Jl. Utama no. 86 Pekanbaru,
T. (0761) -,  F. (0761) -, Room 10

Penginapan Melur,
Jl. H. Agus Salim no.   Pekanbaru,
T. (0761) -, F. (0761) -, Room 8

Pondok Wisata Idayu (Home Stay),
Jl. Lili no. 31 Sukajadi Pekanbaru,
T. (0761) 20432, F. (0761) -, Room 7

Hotel Tun Tedja,
Jl. Sisingamangaraja no. 2  Pekanbaru,
T. (0761) 22985, F. (0761) -, Room 6

Penginapan Kautsar,
Jl. Dr. Setiabudi no. 14 Pekanbaru,
T. (0761) 34682, Room 12,

Penginapan Harisma,
Jl. Sekolah no. 22 A Pekanbaru,
T. (0761) 51856, Room 10

Wisma Safari,
Jl. KH. Agus Salim no. 130 Pekanbaru,
T. (0761) 28610, Room 10


Riau Losmen
Jl. Teratai Pekanbaru
T  (0761) 22260


Hotel Royal
Jl. Teuku Umar No 7 Pekanbaru

New  Holie Hotel
Jl. Hang Tuah Ujung Pekanbaru


Read Post | komentar

Wisata Hutan Mangrove - Patut Jadi Tempat Wisata

Pengembangan tempat wisata agar menjadi tujuan masyarakat secara umum tentu kerja sama berbagai pihak perlu dilakukan. Mulai dari kerja sama masyarakat setempat, pemerintah setempat hingga ke pemerintah kabupaten. Karena untuk mengetahui potensi alam itu tak terlepas dari perhatian pemerintah bagaimana untuk memperkenalkan secara masal di Riau maupun secara nasional. 

Seperti harapan dari Kepala Desa Teluk Pambang M Ayub, dirinya menilai keberadaan Sungai Kembung yang dipenuhi dengan hutan mangrove terutama jutaan pohon bakau. Dan saat sekarang masyarakat juga ikut andil untuk menanam pohon bakau di lahan-lahan tidur mereka menjadi modal bagaimana Sungai Kembung menjadi ikon wisata terdepan nantinya.  "Kita sudah berupaya bagaimana Sungai Kembung dikenal banyak orang.  Salah satunya tentu dengan cara melakukan perlombaan mancing. Dan Alhamdulillah Gubernur Riau juga hadir membuka perlombaan mancing di Sungai Kembung tersebut" jelas Ayub. 

Menurut Ayub, sebenarnya Sungai Kembung menjadi tujuan masyarakat, terutama yang hobi mancing sudah sejak lama."Hanya sebatas itu saja dan belum ada pengembangan lainnya. Padahal kita dekat dengan Malaysia, jika dikembangkan dengan maksimal, saya yakin Sungai Kembung dan Pantai yang berada di Kuala Kembung bisa menjadi objek wisata menjanjikan, dan bisa meningkatkan pendapatan bagi masyarakat," jelas Ayub.  

Pengamat Ekonomi Riau, Drs Syamsir MM juga menegaskan untuk bibir pantai di Sepanjangan Desa Teluk Pambang dan Sungai Kembung merupakan objek baru untuk pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Bengkalis. ‘’Apalagi untuk hutan bakau di Sungai Kembung cukup banyak. Sedangkan untuk di Kuala Kembung, Pantai Tualang dan Tanjung Sedekip cukup jauh menjorok ke Selat Malaka dan pantainya keras menjadi modal untuk pengembangan wisata,’’ tegas Syamsir.  Akan tetapi hal ini tetap akan menjadi harapan bagi masyarakat saja, jika tak ada motivasi dari pemerintah untuk pengembangannya. "Saya yakin jika didatangkan investor untuk survei mereka bisa tertarik untuk melakukan pengembangan. Karena hasil laut dan sungai itu cukup melimpah, tinggal bagaimana untuk mengembangkannya," kata Dosen Unri ini lagi.

Di sepanjang Sungai Kembung itu nantinya bisa saja dibuat tambak ikan, tempat pembibitan sea food, baik itu lokan, sepetang, siput dan kepiting. Hutan bakau lebat, kita yakin jika dikembangkan usaha seperti pasti bisa. 

Tapi kalau masyarakat sendiri mengembangkan tentu lambat, tapi kalau ada peran pemerintah saya yakin bisa berkembang" tegasnya.  Sebenarnya potensi alam yang ada di Pulau Bengkalis, khususnya di Teluk Pambang sudah terkenal sejak dulu. Karena di Desa ini merupakan salah satu tempat penghasil ikan cukup besar di Pulau Bengkalis. Bahkan hasil tangkapannya banyak diekspor ke luar negeri. Jadi untuk desa terletak paling timur di Pulau Bengkalis tersebut mempunyai potensi alam cukup besar. "Apalagi jarak menuju negara jiran Malaysia hanya hitungan jam saja. 

Dan hasil alamnya mudah diekspor. Jadi jika dikembangkan wisata tambak ikan, budidaya makanan laut dan wisata mangrove saya yakin Sungai Kembung menjadi ikon wisata baru di Riau," tegasnya.  Pemkab Siap Kembangkan Wisata Hutan Mangrove Potensi alam mangrove yang cukup besar di Kabupaten Bengkalis, terutama terletak di Pulau Bengkalis dan Rupat bukan tak mungkin di kabupaten tertua di Riau ini bisa mengembangkan wisata baru dan menjadi tujuan banyak orang.

Sehingga bisa meningkatkan PAD bagi daerah dan pendapatan masyarakat.  Perkembangan hutan mangrove ini sudah diupayakan pemerintah sejak lama, terutama memberikan masukkan kepada masyarakat agar membudidayakan tanaman bakau. Terutama mengisi lahan tidur yang berada di garis pantai dan pinggir sungai dengan menanam anakan bakau. Dan program ini bisa dikatakan berhasil, karena hampir seluruh masyarakat telah menanamkan anakan bakau dan sekarang sudah besar. Saat sekarang juga masyarakat sudah sadar pentingnya pohon bakau dan sudah memelihara anakan bakau sehingga sepanjang sungai yang ada sudah hijau kembali dengan bakau.  

Menyikapi potensi besar beberapa sungai yang ada di Kabupaten Bengkalis untuk dijadikan wisata tambak dan mangrove, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bengkalis, Hermizon menegaskan bahwa untuk pengembangan wisata tersebut harus mempunyai perencanaan matang terutama bekerja sama antar instansi. "Wisata itu bagus, hanya saja untuk pengembangan itu kita tetap kerja sama dengan instansi lainnya yaitu Dinas Perkebunan," jelasnya.  Diakuinya untuk pengembangan wisata Pemkab Bengkalis sangat komit, namun jika pengembangan wisata berkenaan dengan alam tentu keterlibatan semua pihak harus dilakukan. "Mulai dari masyarakat atau daerah bakal dikembangkan wisatanya, Dinas Pekebunan dan juga kehutanan."kata Hermizon.  

Sebagai Dinas Pariwisata tentu untuk pengembangan wisata alam terutama mangrove tentu tak memiliki lahan. Tapi untuk meningkatkan perhatian terhadap penghasilan masyarakat bukan tak mungkin pengembangan wisata, terutama wisata tambak dan hutan mangrove dilakukan segera. "Ini bakal kita bicarakan dan bakal kita agendakan sehingga melihat lokasi atau daerah mana saja tepat untuk didirikan tempat wisata. Jadi untuk pengembangan wisata perlu kajian dari berbagai aspeklah,"ucapnya.  

Lanjut dia, pengelolaan wisata bahari dengan obyek hutan mangrove belum banyak dilakukan daerah lain. Mengingat tidak semua daerah memiliki hutan mangrove dan ini menupakan keuntungan bagi Kabupaten Bengkalis untuk mengembangkan potensi yang ada menjadi lebih bermanfaat.  Dijelaskan Hermizon, obyek wisata yang memiliki keindahan alam menantang saat ini masih menjadi trend. Bahkan sekadar sawah, jika penataan dan konsepnya bagus ternyata juga mampu menarik wisatawan. Apalagi hutan mangrove yang lebih eksotik, pasti akan lebih laku dijual.  "Terlepas dari alasan di atas saya sangat setuju dengan gagasan tersebut, sebab jika ada penetapan kawasan wisata hutan bakau di pesisir Bengkalis, diharapkan ada perhatian serius dalam program rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove, terutama oleh pemerintah. 

Mengingat hutan yang ada di sepanjang pantai saat sekarang sudah pulih kembali," jelasnya.  Ini harapan baru bagi Pemkab Bengkalis bagaimana untuk berupaya mengembangkan wisata hutan mangrove dan wisata bahari yang ada. Karena keindahan pulau tak terlepas dari kelestarian alamnya terutama rerimbunan pohon mangrove dan seisinya.***
sumber Riau Pos.
Read Post | komentar

Wisata Hutan Mangrove - Bengkalis

Laporan ERWAN SANI, Bengkalis
erwansani@riaupos.com 

Rimbun dan hijaunya pohon bakau dan sejenisnya merupakan pemandangan yang sangat eksotik di sepanjang Sungai Kembung. Selain keindahan di sepanjang sungai tak kalah menariknya pemandangan di kuala sungai yang berbatasan dengan Teluk Tualang dan Pantai Tanjung Sendekip nan indah. Apalagi  ditambah dengan nuansa Selat Melaka menjadi pemandangan menarik semua orang.

Burung pemakan udang dan burung camar perlahan melayang di udara dan seketika berkelebat secepat kilat hinggap di ranting di celah pepohonan yang tumbuh menghijau di aliran Sungai Kembung. Embun pagi yang masih sangat tebal tampak menutupi jarak pemandangan pagi yang cerah saat itu. Dinginnya embun membuat kulit pagi itu terasa mengerut walaupun sudah ditutupi dengan jaket agak tebal.

Pagi itu Riau Pos, mencoba bertualang dan melihat keindahan alam di sepanjang aliran Sungai Kembung yang ukuran panjangnya mencapai 20 kilometer lebih yang memisahkan dua beberapa desa di Kecamatan Bantan. Terutama memisahkan Desa Teluk Pambang, Kembung Luar dan Desa Pematang Duku.

Sungai yang memiliki ratusan anak sungai ini benar-benar menjadi ladang bagi masyarakat terutama untuk mendapatkan kayu bakar dan juga mencari ikan. Pasalnya sungai air masin ini benar-benar menjadi tempat berkembang biaknya berbagi jenis ikan dan seafood lainya. Mulai dari ikan sembilang, gerut, senangin, kakap, kurau, sedak, udang, kepiting dan jenis ikan lainnya.

Hal ini disebabkan rimbunan hutan mangrove tumbuh dan berkembang di sepanjang sungai yang menjadi tempat tumpuan masyarakat terutama memenuhi nafkah sehariannya. Sungai Kembung bukan saja menjadi tempat berteduh atau tempat berlabuhnya ratusan kapal motor milik nelayan ketika angin di Selat Melaka menggelora. Akan tetapi menjadi jalur transportasi dan juga tempat budi daya ikan yang hingga saat sekarang masih saja berlangsung.

Hutan mangrove yang terdiri dari bakau, nyirih, belukap, cingam, batang perepat, kedabu dan berembang terjaga dengan baik, membuat susana di sepanjang sungai ini terlihat begitu menawan hati setiap orang yang datang dan berkunjung daerah ini. Selain lebat dan menghijaunya dedaunan mangrove, kicauan burung juga masih terdengar jelas ketika melintas di beberapa anak sungai cukup besar di Pulau Bengkalis tersebut.

Saat itu Riau Pos dengan menggunakan tuako (perahu yang biasa digunakan masyarakat mengangkut kayu bakau,red) mulai mengayuhkan dua dayung yang ada di kiri kanan. Sungai yang sangat tenang dan saat itu air sungai belum terjadi pasang naik membuat tuako tak kesulitan melaju mengarah ke kuala Sungai Kembung.

Udara yang sehat keluar dari dedaunan jutaan pohon mangrove benar-benar menyegarkan tubuh dan pernapasan pagi itu. Sembil terus mengayuh dayung dan memakan waktu hampir 40 menit, akhirnya Riau Pos tiba juga di Kuala Sungai Kembung yang berhadapan langsung dengan Selat Melaka. Pagi itu Riau Pos ditemani Amrullah (26) sengaja untuk melihat keindahan Sungai Kembung mulai dari hulu Sungai Sungai Rambai merupakan salah satu anak Sungai Kembung hingga ke kuala.

Setibanya di Kuala Kembung ratusan kapal pompong milik nelayan tampak bertambat di salah satu pelabuhan milik masyarakat yang terletak tak jauh dari Kuala Kembung tersebut. Bukan itu saja, belasan kapal pompong milik nelayan tampak mulai menepi menuju kualau kembung untuk menjual ikan hasil tangkapannya pada malam hari.

Saat itu Riau Pos, sempat berhenti di salah satu pelabuhan milik Asiong (50). Di pelabuhannya ini bukan saja puluhan kapal pompong milik masyarakat yang bertambat akan tetapi juga bisa melihat belasan tambak budidaya ikan laut. "Kalau hari minggu di sini ramai orang manc
ing. Apalagi kalau air pasang naik kecil" jelasnya.

Orang-orang yang mancing itu, kata pemuda akrab dipanggil Am ini, pada umumnya mereka menyewa pompong dan mereka berasal dari luar terutam dari Kota Bengkalis dan daerah lainnya "Sangking menarik dan banyaknya ikan di Sungai Kembung ini pernah Gubernur Riau Hm Rusli Zainal datang dan membuka secara resmi perlombaan mancing di sini" jelasnya.

Sebetulnya, kata Asiong yang saat itu sedang memilih ikan yang baru diterimanya dari nelayan, Sungai Kembung ini sangat indah dan cantik. Apalagi Sungai Kembung ini sudah ramai dari dulu kala, karena sungai ini menjadi jalur transportasi masyarakat, terutama mengangkat barang dagangan yang datang dari Pekanbaru, Bengkalis bahkan Malaysia. "Kalau sekarang untuk ke Malaysia warga yang membawa kopra atau barang yang diizinkan pemerintah tetap melalui Sungai Kembung ini. Sebab sungai ini termasuk sungai yang dalam dan teduh" jelasnya.

Setelah istirahat sejenak di Kuala Kembung kami mulai mengayuh sampan kembali menuju Pantai Tualang yang merupakan teluk yang terletak di sisi kanan Tanjung Sedekip. Setibanya di pantai yang penuh dengan daun setu dan air cukup jernih ketika angin tak bertiup kencang ini membuat Riau Pos terpana. Pasalnya ratusan pohon perepat yang berbaris di sepanjang pinggir pantai hingga menuju tanjung. Hijau pohon perepat bukan hasil dari tanaman masyarakat ini tumbuh secara alaminya. 

Hal ini mungkin disebabkan pantai ini selalu terlindung oleh angin kuat, sehingga pohon kayu sejenis mangrove bisa tumbuh dengan sendirinya."Kalau pantai yang paling bagus menurut saya di tualang inilah. Walaupun di Pambang ada pantai Parit I, Parit II dan Parit III, tapi yang paling indah di sini. Hanya saja tak ada penduduk di sin"  jelas Amrullah.

Setelah menikmati eksotik alam pantai Tualang dan Tanjung Sedekip akhirnya Riau Pos kembali ke Sungai Kembung. Tanpa sadar saat itu jam di tangan menunjukkan pukul 17.30 WIB. Sehingga tiba di hulu Sungai Rambai sudah pukul 19.00 WIB. Namun perjalanan di sepanjang Sungai Kembung bukannya gelap gulita akan tetapi terang benderang. Karena terangnya lampu yang berada di badan ribuan kunang-kunang di pohon bakau membuat pemandangan malam itu di Sungai Kembung sangat menakjubkan.

Hijau dan rimbunannya pohon mangrove di sepanjang Sungai dan di bibir Pantai Tualang dan Tanjung Sedekip ini membuat orang untuk tetap tertarik untuk datang kembali. Tapi tinggal bagaimana cara untuk pemerintah untuk mengeksposenya sehingga hutan mangrove yang ada di Bengkalis bisa menjadi tempat wisata menarik bagi masyarakat, mulai dari wisata pancing hingga wisata alam lainnya.
Read Post | komentar (1)

Menyibak Danau Cantik di Tahura SSH


 Cerita tentang Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH), ternyata bukan saja tentang keindahan tingginya puluhan anak tangga yang dibangun memanjat bukit atau pemandangan hutan sekundernya lengkap dengan jogging track-nya. 

Tetapi ada juga danau cantik di dalamnya yang kerap tak terungkap.

 
Laporan MASHURI KURNIAWAN, 
Minas mashurikurniawan@riaupos.com

SECUIL informasi tentang danau cantik yang tersembunyi di Tahura SSH yang direncanakan sebagai objek pengembangan wisata alam, mengantarkan Tim Riau Pos For Us untuk menelusuri keberadaan danau tersebut. Tepatnya pada hari pertama di Bulan Februari.
Siang itu, saat tim berkunjung cuaca sedang bersahabat. Hari tidak hujan, padahal sebelumnya hujan selalu turun. Sehingga medan jalan tanah menuju danau itu, tak begitu berat. Walaupun sisa hujan sebelumnya membuat tim harus melangkah hati-hati di tengah-tengah jalan yang becek.
“Yang aku tahu, ini jalan menuju danau,” ungkap salah satu anggota tim, di sebuah persimpangan yang bertuliskan “hati-hati binatang buas, tempat lintasan hewan” dengan gambar Harimau Sumatera di bawahnya. Plang itu lokasinya sekitar 500 meter dari gerbang utama Tahura SSH yang terletak di jalan lintas Pekanbaru – Minas.

Bergidik juga saat melewati jalan itu. Untung saja, akses jalan yang cukup lebar dan terang. Terlihat jelas bahwa jalan itu baru dibuka atau diperlebar. Itu terlihat dari tanah yang baru saja digeledor dan pohon hutan yang terpotong ditepian. Dengan kondisi itu, tim jadi berani untuk melangkah menemukan danau tersebut.

Di kiri kanan sepanjang perjalanan menuju danau, terlihat jelas plang bertuliskan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Itu menandakan jalan yang tim lalui bukan hutan primer. Ia merupakan hutan sekunder. Meski demikian kondisi pepohonan di tempat itu sudah lebat. Tumbuh sangat rapat dan terlihat gelap di bawah tajuk-tajuk pohon. Monyet-monyet hitam juga terlihat melompat dan bergelantungan di dahan dan ranting-ranting pohon. Selain itu terlihat juga beberapa burung melintas terbang di antaranya.

Setelah melangkah sekitar 1,5 kilometer dengan jalan yang menanjak dan menurun, akhirnya tim menemukan danau itu. Danau itu membentang cantik di sebuah lembah yang dibatasi dua sisi bukit. Sayangnya, bukit yang berada di seberang tempat tim berdiri adalah hamparan kebun sawit. Sehingga keindahan danau itu hanya terlihat ketika mata ditujukan ke bagian hilir tepian bukit yang berasal dari arah tim datang.
Mulanya tim berpikir, danau itu tersembunyi di balik Tahura dan tak terakses sebagai tempat wisata. Namun setelah melihat kebun sawit di seberangnya dan terlihat dua perahu, serta sejumlah anak-anak bergelak tawa dan bermain di bagian hulu danau, tim pun menduga ada jalan lain menuju danau tersebut selain lewat medan berat dari tahura.

Ternyata benar, setelah tim berjalan memutar mencari cara untuk mendekati anak-anak yang terlihat bersenda-gurau tadi, tim menemukan akses jalan lebih dekat ke jalan raya dibandingkan lewat tahura. Tepatnya tak jauh dari bagian belakang halaman Hotel Rindu Sepadan.

Apep, salah seorang petugas tahura yang keesokannya Riau Pos wawancarai, menyebutkan cerita tentang danau itu memang tak banyak terpublikasi. Pasalnya, menurut petugas yang tergolong paling lama bekerja di tahura tersebut, danau itu sebenarnya hanyalah sungai yang dibendung. “Danau itu terbentuk akibat perusahaan ikan arwana membendung Sungai Takuana. Jadi memang tidak ada namanya,” ujar Apep menjawab pertanyaan Riau Pos apa nama danau tersebut.Danau tersebut menyimpan cukup banyak ikan. Setidaknya itu terlihat dari hasil tangkapan ikan dan cerita anak-anak yang bergelak tawa tadi. Ternyata sambil bermain dan mandi mereka juga menjala ikan.

“Cukup banyak ikannya di sini Bang,” ujar salah seorang dari mereka. Mereka juga menyebutkan beberapa jenis ikan yang biasa mereka temui di tempat itu. Yakni baung (Macrones planiceps), gabus (Chana pleurothalmus), mujair (Tilapia pleurothalmus), sepat (Trichogaster trichopterus), puyu (Anabas testudeneus), dan jenis ikan air tawar lainnya.

***
Cerita danau itu memang tak banyak terungkap. Mengingat Tahura SSH terbilang luas, yakni 6.172 hektare dan meliputi tiga wilayah kabupaten/kota, yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kampar.

Tahura SSH memiliki keane-karagaman hayati yang cukup tinggi. Terdapat 127 flora dan 42 fauna. Beberapa di antaranya merupakan fauna dan flora langka. Misalnya beruang madu, harimau Sumatera, tapir, burung srigunting, burung gagak, babi hutan, dan jenis hewan lainnya.
Dengan berbagai potensi dan kekayaan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kawasan tersebut ke depan diproyeksikan menjadi magnet wisata baru di Riau.

Itu sebabnya, menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tahura Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Ir Fredrick Sully MM, Rabu (2/2) banyak perbaikan yang dilakukan di tahura. Misalnya tentang akses jalan menuju danau. Jalan itu, katanya, memang baru saja diperlebar dan bantuan dari pihak ketiga yang perduli dengan alam. Keindahan danau, tambahnya, yang pemikat pihak ketiga tersebut. ‘’Jalan menuju danau memang sedikit rumit karena hanya tanah kuning. Danau ini merupakan anu-gerah bagi kita semua,’’ ujarnya kepada Riau Pos saat dihubungi melalui selulernya.

Dia menyebutkan danau tersebut akan dikembangkan sebagai wisata tirta. Master plan mengenai rencana pengembagan wisata itu sudah dilakukan Dinas Kehutanan (Dis-hut) Riau.
Selain itu, juga akan dikembangkan berbagai sarana prasarana penunjang rekreasi. Misalnya sepeda air dan bebek air untuk atau uji nyali dan ketangkasan lewat sarana adventure seperti flying fox, elfis bridge, spider climbing, speed boat, memancing, berenang atau bahkan melihat aneka satwa asli Riau.

‘’Kami ingin membuat pengunjung merasa tenang di tengah kawasan hutan yang eksotis. Layaknya magnet baru tujuan wisata bagi warga di Kota Pekanbaru maupun masyarakat di Riau,’’ terang Fredrick Sulli
Selain itu, menurut Fredrick saat ini Tahura telah memiliki berbagai fasilitas. Misalnya guest house dengan tujuh kamar, pusat informasi, pendopo, gazebo, musala, areal tempat bermain, lapangan luas dan bumi perkemahan. Selain itu ada fasilitas jalan menuju bumi perkemahan Pramuka, Pusat Latihan Gajah (PLG), dan Danau Tahura.

Hutan Tahura SSH, tambahnya, merupakan track pendidikan atau wisata pendidikan paling pas yang dikembangkan. Menurutnya saat ini sedang trend kegiatan ekstraku-rikuler lingkungan di sekolah-sekolah yang melakukan kunjungan-kunjungan ke hutan. Sebagai wisata pendidikan, pengembangan Tahura sebagai sarana pendidikan. Sekaligus juga dalam mendorong peran serta program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan untuk membantu mengembangkan Tahura.

Dari penuturan Fredrick, pengawasan keliling oleh anggota pengamanan hutan secara intens dilakukan. Untuk mencegah terjadinya pembalakan liar dan pemburu liar. Sosialisasi kepada masyarakat yang hidup berdekatan dengan hutan Tahura SSH, sambungnya juga dilakukan.
‘’Sosialisasi kepada masyarakat mengenai pemeliharaan lingkungan hutan juga dilakukan untuk menjaga kawasan hutan tetap asri dan indah. Keseimbangan alam disekitar memang harus dilakukan secara bersama,’’ ujarnya.
***
Selain memiliki pesona keindahan, Tahura SSH juga diyakini masih menjadi habitat bagi Harimau Su-matera (Panthera tigris suma-trae). Sub-spesies harimau satu-satunya yang masih dimiliki Indonesia setelah dua saudaranya Harimau Bali (Panthera tigris balica) dan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah. Hal itu menurut Apep, dibuktikan dari jejak kaki harimau. Jejak harimau tersebut, katanya, dalam bentuk jejak tapak kaki harimau. Diperkirakan ada dua harimau yang masih ada di dalam hutan tersebut.

Hanya saja, kata Apep, dua he-wan ini tidak mengganggu manusia. Dikarenakan, di dalam kawasan hutan masih ada makanannya. Mereka (dua harimau, red), sambungnya, mencari mangsa babi hutan. ‘’Babi hutan masih banyak populasinya di dalam kawasan Hutan Tahura SSH. Harimau ini sudah memiliki makanan jadi tidak mengganggu manusia. Dua ekor saya perkirakan masih ada didalam hutan Tahura,’’ sebutnya kepada Riau Pos melalui selulernya seraya mengatakan hanya saja berapa ukuran panjang dan bobot harimau tidak diketahui.
Semoga semua keindahan dan potensi Tahura SSH ini tetap ter-jaga.(ndi)
Read Post | komentar
 
© Copyright Wisata Riau | Feel Melayu Culture 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all